https://nimbakaweruh.isif.ac.id/index.php/jnk/issue/feed Nimba Kaweruh 2021-01-29T18:27:21+00:00 Open Journal Systems https://nimbakaweruh.isif.ac.id/index.php/jnk/article/view/1 PERAN LAJNAH PENTASHIHAN MUSHAF AL-QUR’AN DALAM MENGAWAL KITAB SUCI AL-QUR’AN DI INDONESIA 2021-01-27T04:20:21+00:00 Nama Penulis emailpenuis@gmail.com Penulis dua penulis@gmail.com <p><em>Pada tanggal 23 Maret 2015 </em><em>Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat</em> <em>Kementerian Agama </em><em>melalui http://kemenag.go.id/ menurunkan berita bahwa Menteri Agama </em><em>meminta kepada Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran </em><em>(selanjutnya disingkat LPMA) </em><em>untuk </em><em>mencermati </em><em>kutipan ayat Al-Quran di media online</em><em>. Hal ini di picu penggunaan kutipan ayat Al-Quran pada media online yang pada umumnya kurang selektif. </em></p> <p><em>Dalam informasi selanjutnya ditambahkan, bahwa </em><em>Kementerian Agama mempunyai satu Unit Pelaksana Teknis </em><em>(UPT) </em><em>setingkat eselon II yang bertugas melakukan pentashihan Al-Quran yang akan diterbitkan atau diedarkan di Indonesia. UPT ini menjadi satu-satunya satker di Kementerian Agama bahkan Indonesia yang aparaturnya adalah orang-orangnya hafal dan ahli dalam Ilmu Rasm Al-Quran</em><em>.</em></p> <p><em>Artikel berikut ini tidak akan mengulas tentang substansi Al-Qur’an online tersebut. Akan tetapi lebih pada memperkenalkan tentang apa itu </em><em>LPMA dan sejarahnya?. Kemudian, apa landasan LPMA dalam melakukan pentashihan mushaf-mushaf produk cetak dan elektronik yang akan diterbitkan di Indonesia?.</em></p> 2020-08-02T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2021 Nimba Kaweruh https://nimbakaweruh.isif.ac.id/index.php/jnk/article/view/3 DINAMIKA GERAKAN SOSIAL MADRAISME 2021-01-29T18:17:15+00:00 admin admin admin@nimbakaweruh.isif.ac.id <p><em>Dinamika </em><em>demokrasi Indonesia saat ini </em><em>sesungguhnya </em><em>masih tidak beranjak dari tiga zaman sebelumnya, zaman penjajahan, zaman kemerdekaan dan zaman orde baru. Zaman dimana gelombang gerakan sosial keagamaan bersumbu pada dua arah, sumbu dalam dan sumbu luar. Situasi seperti itu yang </em><em>meminggirkan</em><em> eksistensi agama-agama </em><em>lokal</em><em> sebagai akar budaya sebuah bangsa. Perpecahan antar saudara umat beragama sulit terhindari. Lubang hitam agama kian menganga. Setiap caption di media sosial saling memojokkan, di sisi lain kuasa negara meredam letup amarah “kaum minoritas” itu dengan kebijakan-kebijakan yang sangat mengutamakan administratif-formalistik. </em></p> <p><em>Alih-alih menjadi wasit di pertempuran media publik, negara justru kerap sebagai pemadam api kebakaran, kalau bukan pemicu. Masa depan agama </em><em>lokal</em><em>, dengan demikian, tergerus oleh kuasa administratif negara. Akankah negara terus menjadi bayang-bayang agama administratif yang tergiur oleh world view gerakan sosial keagamaan. Sampai kapan?</em></p> <p><em>Makalah singkat ini ingin menelisik masa depan agama </em><em>lokal</em><em> di Jawa Barat dengan mengambil sampel masyarakat adat Sunda Wiwitan. Kilas baliknya akan dibidik dengan pisau analisis sejarah, sementara gerakan-gerakan sosialnya penulis </em><em>mendeskripsikannya secara fenomenologis</em><em>. Semoga bermanfaat.</em></p> 2021-01-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2021 Nimba Kaweruh https://nimbakaweruh.isif.ac.id/index.php/jnk/article/view/2 HERMENUETIKA SEBAGAI WACANA BARU MEMAHAMI HADIS 2021-01-29T18:23:25+00:00 admin admin admin@nimbakaweruh.isif.ac.id <p>Memahami hadis merupakan usaha agar sebuah hukum islam dapat diterapkan dengan sempurna. Pemahaman yang dibutuhkan terkadang tidak cock dengan makna teks (<em>meaning text</em>) tersebut. Teks hadis terkdang mengandung makna temporal waktu tertentu dan zaman tertentu. Usaha yang dilakukan dalam memahami sebuah tejs hadis harus menggunakan sebuah media pemahaman yang sempurna. Media pemahaman tersebut bisa menggunakan hermeneutika. Hermeneutika merupakan disiplin ilmu yang fokus terhadap bagaimana memahami sebuah teks agar mencapai tujuan dan maksud utama dari teks tersebut.&nbsp; Sebuah teks dapat difahami dengan media hermeneutic dengan menggunakan beberapa simpul-simpul. Simpul-simpul tersebut seperti penafsiran dari dalam teks, penafsiran sekitar teks, dan penafsiran melawan teks. Simpul-simpul tersebut merupakan usaha hermeneutik yang awalnya digunakan unruk memahami teks bible. Namun.setelah ditelusuri lebih mendalam, simpul-simpul hermeneutik juga bisa digunakan untuk memahami sebuah teks hadis.</p> 2021-01-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2021 Nimba Kaweruh https://nimbakaweruh.isif.ac.id/index.php/jnk/article/view/4 MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT PEGUNUNGAN 2021-01-29T18:27:21+00:00 admin admin admin@nimbakaweruh.isif.ac.id <p><em>Fokus program pengabdian ini adalah terkait Upaya pemberdayaan para petani muda di desa dengan memberikan pendidikan dan pelatihan mengenai pertanian yang disesuaikan dengan kondisi danletak geografisnya. Ada beberapa alasan mengapa program ini penting untuk dilakukan: Pertama, para petani sayur Sagarahiang selama ini melakukan kegiatan bertani mereka secara instan, dan jarang memperdulikan kesuburan tanah mereka. Penggunaan pupuk kimia lebih besar dari pada pupuk organik. Kedua, petani muda adalah penerus profesi pertani Sagarahiang dengan jumlah 30 % dari seluruh pemuda Sagarahiang. Pemuda lainnya menjauh dari aktifitas pertanian, sebab stigma negatif tentang pertanian dari orang tua mereka yang juga petani, atau karena merantau ataupun secara sadar tidak mau terjun ke dunia pertanian. Ketiga, hasil pertanian masyarakat Sagarahiang dijual ke tengkulak atau ke pedagang pengecer yang berjualan sayur keliling yang datang langsung ke petani. Begitupun olahan produksi hasil pertanian dijual secara sederhana kepada pembeli tanpa berupaya menjualnya ke luar desa dan ke konsumen yang lebih luas.</em></p> <p><em>Untuk menyelesaikan permasalahan di atas, maka dalam pelaksanaannya program pemberdayaan ini meliputi beberapa tahapan, yakni </em><em>Tahap Persiapan, Tahapan pengkajian (assessment), Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan, Tahap pemfomalisasi rencana aksi, Tahap pelaksanaan (implementasi) program, Tahap evaluasi, dan Tahap terminasi. </em></p> <p><em>Program</em> <em>pendampingan petani muda di Desa Sagarahiang ini dilakukan beberapa kegiatan sebagai strategi untuk memberdayakan petani, yaitu : (1) Pembuatan Peta Profil Pertanian. Adapun hasil dari program ini adalah Para pemuda yang sedianya beraktifitas sendiri-sendiri dapat berkumpul dan bekerja sama untuk mengumpulkan data-data yang terkait dengan aktifitas pertanian di desanya, hal ini sebagai bahan membuat peta profil pertanian Sagarahiang. (2) Memahami Pertanian melalui kegiatan Pengajian. Adapun hasil dari kegiatan ini adalah para petani yang terdiri dari ibu-ibu mulai mencoba menanam bawang daun di karung atau plastik sampah bekas minyak goreng kemasan dengan menggunakan bahan-bahan organic untuk pupuknya. Hal ini bisa dilihat dari beberapa tanaman bawang daun yang berjejer di pekarangan rumah warga. Selain itu ibu-ibu mulai sadar bahwa pemuda adalah penerut pertanian merekaaka pemuda diajak serta dalam kegiatan bertani. (3) Pelatihan Sekolah Tani Sagarahiang. Terbentuknya Kelompok Tani Muda Sagarahiang adalah expeted result dari pelatihan pertanini ini. Selain petani muda menyadari pentingya meneruskan profesi petani mereka juga berupaya mendidik kader pertani muda selanjutnya. Diantara skill yang mucul dari mereka adalah pemuda dapat membuat bibit benih sayuran dan berinovasi membuat media tanam sayuran dari pipa</em><em> paralon.</em><em> (4) </em><em>Pelatihan marketing bagi petani</em><em>. </em><em>Setelah mengikuti pelatihan marketing, petani mulai timbul keberanian untuk menentukan harga hasil panen sayurannya. Mereka bersepakat menetapkan satu harga yang sama untuk hasil pertanian bawang daun ketika akan menjualnya. </em><em>(5) </em><em>P</em><em>endampingan marketing produk olahan </em><em>dan hasil </em><em>pertanian</em><em>. </em><em>U</em><em>ntuk mengantisipasi sisa hasil pertanian yang tidak terjual petani berisiatif membuat produk olahan sayuran dari tomat dan bawang daun dan memasarkannya secara konvensional maupun online</em><em>. Ini sebagai upaya meningkatkan penghasilan. Atau bisa dikatakan mereka berusaha untuk survive dalam hidup dengan berprofesi sebagai petani muda dan tetap tinggal di desa.</em></p> 2021-01-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2021 Nimba Kaweruh